Feeds:
Posts
Comments

Archive for October, 2008

Pernah apa ngak punya baju yang paling disukai dan baju tersebut selalu dipakai di waktu waktu yang menurut kita special?  Dulu punya satu kaos warnanya biru agak kehijau-hijauan ebrtuliskan “Now What” dengan lambang wajah tersenyum, saya membeli baju itu diGardena Magelang, kalau tidak salah waktu itu saya berumur 14 tahun (masih SMP). Pada saat itu Gardena adalah satu-satunya  toko serba ada yang paling besar di Magelang.

Pada waktu-waktu special saya selalu memakai kaos tersebut, karena saat itu kaos tersebut adalah kaos yang paling bagus yang pernah saya miliki selain itu di keluarga saya sangat sulit untuk dapat ijin membeli baju.

Baju itu saya pakai sampai saya kerja di Jakarta (umur 23). berarti berapa lama yah, sepuluh tahun. Waktu saya bawa ke Jakarta bentuk dan warnanya sudah tidak karu-karuan. Biru, agak kehijau-hijauan, dan sudah “njebluk” warnanya (bahasa jawa), sudah seperti saringan tahu karena sudah tipis sekali, ada ada beberapa bagian yang sudah berlubang dan sobek, terutama daerah bahu.

Semakin lama lubangnya semakin banyak dan bagian leher sudah mulai rontok dan getas, tapi tetap masih saya pakai. Ketika itu lebaran saya pulang memakai kaos tersebut, tentunya dirangkapi dengan jaket.

Sampai di Purworejo langsung dilepas, seminggu kemudian saya cari-cari kok saya tidak menemukan kaos saya. Tidak Akhirnya tanya ke Ibu saya dan ternyata sudah dijadikan lap pel. saya ambil kaos yang sudah dijadikan lap pel, saya cuci lagi, saya jemur, setrika, dan pakai lagi, sambil jengkel. Ibu saya tanya kenapa kaos itu kok masih dipake, saya bilang bahwa kaos itu enak dipake adem, masa bodo orang bilang bilang apa.

Dari kejadian itu saya menyimpulkan:

  • Ternyata semakin lama, baju itu semakin enak dipakai, semakin adem
  • Ternyata rasa senang atau sayang terhadap sesuatu itu tidak ternilai harganya (orang bilang bhawa benda itu tidak berarti atau orang bilang benda itu terlalu mahal, kalau sudah senang tetap saja dijalani)

Jadi inget kaos “Now What” saya, kemana yah sekarang

Read Full Post »

Saya punya teman kantor yang bercerita bahwa dia pernah mempunyai pengalama unik ketika masih pengantin baru. Ceritanya dia dan istrinya baru saja pulang dari Bandung, ketika menuju ke rumah Jakarta, keadaan rumah terkunci tanpa ada pesan apapun. Karena masih pengantin baru teman saya memutuskan untuk menginap di hotel. Dia memutuskan untuk menginp di salah satu cottage di daerah Jakarta Utara.

Karena bukan peak session, maka teman saya tersebut bisa mendapatkan kamar sesuai dengan keinginannya tanpa kesulitan. Teman saya masuk ketika hari masih siang, sekitar jam 4/5 sore, tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara pintu yang didobrak. Belum hilang rasa terkejutnya, segerombolan orang orang meyerbu masuk ke dalam dan menodongkan senjata ke teman saya dan istrinya dan ditanya kartu identitasnya.

Usut punya usut ternyata terjadi kesalah-pahaman, dari informasi yang diterima bahwa kamar yang ditempati oleh teman  saya sebelumnya ditempati oleh pegedar narkoba. Ternyata bapak-bapak dari kepolosian tidak terupdate informasinya bahwa pengedar narkoba tadi sudah check-out.

Kasihan yah teman saya?

Ada satu pertanyaan yang sampai sekarang tidak belum dijawab oleh teman saya yaitu “Lagi Ngapain yah elo waktu itu?” … hehehehe…bayangkan sendiri,yah.

Read Full Post »

Iseng-iseng coba mengingat-ingat dan memutar kembali ingatan waktu masih SMP dulu. Sudah sekitar 11 tahun yang lalu saya meninggalkan kota saya yaitu Purowrejo. Sekedar ingin menuliskan saya apa yang saya ingat ketika saya SMP.

Saat saya masuk ke SMP 2 saya ditempatkan di kelas 1E. Saat itu saya bertanya2 kenapa saya ditempatkan di 1E, saya sempat berpikiran mungkin saya tidak cukup bagus untuk ditempatkan di 1A, 1B, atau bahkan 1C. Pertama kali masuk, binggung sebelah mana kelas 1E, karena banyak binggungnya makanya saya masuk ke kelas terakhir sehingga medapatkat tempat duduk di depan sendiri (padahal kan saya penganut paham PMP – Posisi Menentukan Prestasi). 1A, 1B, 1C, dan 1D berlokasi di gedung baru, sedangkan 1E di lokasi lama, jendelanya besar-besar, tempatnya di pojokan, ada connecting door dengan kelas lain, daun pintunya double, handle daun pintunya tua sekali.

Teman sebangku saya seorang wanita, namanya AKD (semuanya nanti disingkat saja,yah). seperti biasa melakukan perkenalan dengan teman -temaan baru. Kesimpulan saya saat itu, banyak sekali teman baru saya yang berasal dari SD Negeri Purworejo 1 dan SD Negeri Purworejo 2. Saat itu adalah masa yang sangat sulit bagi saya karena saya adalah termasuk type orang yang sangat susah sekali beradapatasi.

Wali kelas 1E adalah Pak Budi Sarwoko (Gendut, Item, rumahnya jalan Purworejo Yogya, naik sepeda motor merk-nya Honda CB seingat saya, pembimbing/pelatih drum-band, pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia).

Berikut adalah nama teman-teman saya yang saya ingat sewaktu kelas 1E:

AKD – kecil, putih, cantik (baru sadar dia cantik ketika saya sudah pindah ke semarang) rumahnya plaosan 3, pernah berkunjung – niatnya apel tapi dicuekin huahahahahahaaaaa.

VID – kecil, putih, lumayan, sebangku dengan AKD (karena saya memutuskan pindah ke belakang sebangku dengan Ddy), dari informasi yang saya dapat sekarang dia sudah menikah dan bekerja sebagai dosen di salah satu PTS di Bandung, ingat terus karena Om-nya satu kelas waktu kursu bahasa inggris.

HP – tinggi (saya kalah tinggi waktu itu), sawo matang, cuantik (sempat dulu naksir, tapi cuma di hati saja), mayoret, aktif di kegiatan pramuka, putri dari mantan pejabat daerah, rumah di jl. Setiabudi.

END – tinggi, sawo matang, cantik, rambut panjang dan keriting, mata sipit, mayoret, pinter, aktif pramukan juga, rumah Plaosan, teman akrab HP.

DP – tinggi, putih, cantik, agak tomboy, suka basket, sampai sekarang saya tidak tahu dimana dia sekarang.

CM – putinya Bu Yanti guru agama

AE – teman sebangku CM, rambut keriting, putih, rumah di Bagelen, putri dari salah seorang guru kesenian (lupa namanya), PINTER BANGET.

NMJ – rumahnya Baledono, tanggal lahirnya sama dengan saya, SD-nya Sebomenggalan atau Kepatihan,yah?, berita terakhir kuliah di perikanan apa kelautan UNDIP, pinter juara nasinal lomba kliping (kliping itu yang dilombakan apanya,yah – isinya, estetikanya, sumbernya, apa beritanya?).

A/Kadir – Item, gempal, rumahnya Cangrep Lor, kalau tidak salah kerja di DepHub.

D – Kecil, pendiam, mudah gugup, putra seorang ABRI, tinggal di komplek 412, kabar teakhir kuliah di Kedokteran Hewan UGM.

AA – hitam, keriting, rumahnya Cangkrep, sekarang bekerja sebagai Broadcast Engineer di salah radio swasta di Yogya.

RO – kecil, gemuk, keriting, sekarang sering chating.

Bersambung…

Read Full Post »

Kita sering sekali mendengar di dalam keseharian ketika  orang mengatakan bahwa anak kita lebih mirip ibu atau lebih mirip ke bapaknya. Pernah apa tidak diantara kita bercermin lalu menanyakan ke diri sendiri, kira-kira kita lebih mirip siapa? Saya pernah melakukan itu dan menurut saya, kok rasanya saya tidak mirip salah satu dari orang tua saya, lalu pertanyaannya apakah jika tidak ada kemiripan wajah antara wajah dan anaknya maka si anak adalah bukan anak biologis dari orang tuanya?

Padahal berusaha untuk tampil sesempurna mungkin (ternyata tetap aja tetap ngak ganteng :D)

Yang kedua agak sedikit lumayan

Coba lihat apakah ada kemiripan apa tidak? (kalau mirip karena dia anak saya, kalau tidak mirip juga ngak papa karena kalau mirip malah kasihan dia)

Read Full Post »

Jam 3.15am, saya masih di kantor. Hari ini saya menemani rekan yang melakukan migrasi email. Apa yang saya lakukan hanya memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik. Kelihatannya mudah sekali, hanya memastikan. Tapi dibalik kata ‘hanya’ menurut saya terdapat beban yang berat karena jika migrasi ini tidak berhasil, setiap orang akan menuding saya.

Saya sempat pergi ke ruangan server yang dingin, tujuan utamanya hanya sekedar melihat sekalian mengecek apakah kesiapan migrasi sudah semuanya OK. Setelah melihat keadaannya saya sedikit merasa kecewa karena sebelumnya saya berharap orang dari “bagian system” (orang-orang local) bekerja dengan profesianalisme yang tinggi. Ternyata hasil pekerjaannya jauh dari kata2 professional terutama masalah kerapian. Asal colok saja.

Mungkin sekedar berbagi pengalaman saja, kita sebagai orang yang sering berhubungan dengan server dan perangkat komputer, sering memasang suatu perangkat dengan anggapan bahwa perangkat itu hanya akan digunakan untuk sementara taua hanya untuk sekedar test, bukan permanent. Dari pengalaman yang saya dapat, selama hal itu lakukan itu di ruang server, maka hal itu sangat mudah berubah sifatnya yang semula bersifat sementara atau sekedar test menjadi permanent dan digunakan di live atau production envirnment. Jika pemasangan perangkat yang kita lakukan sebelumnya tidak rapi atau asal-asalan maka sangatlah susah bagi kita untuk merapikannya di kemudian hari karena kita akan sangat sulit atau bahkan tidak akan mendapat approval dari management ataupun users untuk melakukan downtime, karena perangkat yang kita pasang sebelumnya sekarang berubah menjadi permanent.

Hal diatas terjadi dengan ruangan server baru yang baru saja saya kerjakan. Yang tadinya rencanya hanya untuk mengecek, sekarang berubah (saya harus merapikan total). Sambil sumpah serakah dan dihiasi kata2 kotor (kok sampai sekarang saya belum bisa menghilangkan yang satu ini yah..kadang Istri saya complaint karena kadang saya mengucapkannya di depan si Kaka)

Saya baru tahu ternyata SDM disini sangatlah jauh kualitasnya dengan SDM di Indonesia. Sebelumnya saya selalu merasa bahwa SDM Indonesia sangatlah jelek, tetapi setelah saya hidup beberapa lama disini ternyata Philippine tidak lebih dibandingkan dengan Indonesia.

Kenapa saya mengambil kesimplan seperti itu karena saya sering mengalami kejadian yang hampir sama dan kejadian ini selalu terjadi disini ketika saya memesan makanan baik Mac Donald maupun KFC. Ketika kita memesan makanan misal: pesan dua porsi makan di tempat, satu porsi ayamnya dada, nasi, minumnya cocal cola regular, sedang yang satunya ayam bagian paha, ditambah kentang goreng, minumnya mirinda. Kira-kira seperti apa hasil? coba tebak! Pesanan yng kita pesan pasti salah. Saya sudah berkali-kali mengalaminya.

Tapi jangan salah disini kalau membicarakan masalah gaji. orang disini selalu ingin mendapatkan gaji tinggi (di Indonesia sama juga yah… :D). Seperti hari ini , tidak ada satupun orang local yang ikut….hebat.

Saya hanya bisa bilang SDM indonesia lebih baik dibandingkan disini apalagi kalau ditunjang dengan bahasa Inggris yang baik.

Tapi kalo Poli-tikus? wah kelihatannya sama, deh

Ada foto sedikit servers, switches, dan firewall, dan cable (oleh2 dari server farm).

Read Full Post »

Hari Kamis kemarin saya memutuskan untuk meliburkan diri karena istri sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kalau dia sudah mulai bosan. Bangun tidak terlalu pagi jam 9.30 (kecuali untuk sholat subuh) karena malamnya tidak bisa tidur sampai jam 4am (minum kopi padahal ngak ada pengaruhnya sebelumnya baik minum kopi maupun tidak minum kopi, baik minum secangkir, segelas, maupun se-jerigen).

Kemarin saya putuskan untuk mengajak jalan-jalan istri ke Glorietta Mall, selain untuk jalan-jalan saya juga ingin membelikan mainan buat si kecil. Dari informasi yang saya terima bahwa di Glorietta ada toko mainan anak yang cukup lengkap. Kami bertiga sempat binggung mencari sebelah mana tokonya karena ternyata Glorietta mempunyai empat lokasi dengan nama masing-masing (Glorietta 1 -4). Maklum baik saya maupun istri saya berasal dari kampung bukan dari kota metropolitan seperti Jakarta, jadi setiap kali kita masuk ke Mall membutuhkan waktu beberapa saat untuk beradaptasi (sebenarnya bukan beradapatasi dan menenangkan diri dengan perubahan suasana yang tadinya sepi menjadi hingar bingar, penuh warna).

Bangun tidur langsung mandiin si Kaka’, terus melakukan persiapan (bikin susu minimal dua botol, Bunda dari kamar langsung ngomong “Yah, pake Vitalag aja, jangan pake susu yang baru”). Si Kaka’ sudah bingung (seperti biasa kalau mendengar kata “jalan-jalan”, dia tahu pasti akan pergi keluar) dan membawa gendongannya. Berangkat dari apartement jam 10.30, ternyata araknya tidak terlalu jauh hanya sekitar 15 menit dengan menggunakan taksi. Ternyata supir taxi yang kami tumpangi ramah sekali, pertama kali naik dia langsung bilang bahwa pasti Saya dan keluarga bukan orang Philippine karena dari dialeknya berbeda dengan orang lokal. Dia mulai bercerita bahwa dia punya banyak teman Indonesia selama dia bekerja di Arab-Saudi tahun 1995-1996. Dia disana bekerja sebagai pengemudi. Setelah dua tahun bekerja disana dia memutuskan untuk pulang karena hasil yang didapat tidak sesuai, sebulan dia mendapat sekitar 12.000 PHP bersih sekarang sebagai pengemudi taxi di Philippine dia bisa mendapatkan sekitar 16.00 PHP kotor. Iseng-iseng tanya ke sopir taxinya mengenai komunitas muslim di Manila. Memang ada tapi untuk kesananya tidak semua sopir taxi tahu dan kebanyakan mereka takut untuk mengantar kesana. Ternyata ada beberapa orang menganggap kalau muslim itu kejam dan menakutkan. Kok ada yang takut sama muslim, padahal saya sendiri lebih takut ke tampang mereka yang gahar-gahar.

Sampai di Glorietta, langsung masuk ke dalam. Terus terang kita tidak tahu harus kemana dulu. Setelah mencari-cari akhirnya ketemu juga tempat mainan anak. Ternyata benar, lengkap sekali. Tanya ke pelayan dimana tempat mainan anak umur satu tahun. Kesan pertama sih kelihatan mereka ramah sekali tapi lama kelamaan mereka menjengkelkan dan mulai menarwarkan mainan yang menurut saya tidak saya perlukan. Saya sudah mulai jengkel, tapi karena niat awal ingin membelikan mainan maka saya tahan untuk tidak marah sampai mendapatkan mainan yang saya butuhkan. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli baby-walker (yang menurut saya harganya tidak bisa dibilang murah).

Sebelumnya saya ingin makan sekalian, tetapi karena barang yang dibawa terlalu besar dan berat maka kami memutuskan untuk langsung pulang.

Sampai di rumah langsung dirakit, Si Kaka’ ternyata tidak mau menaikinya (sempat kecewa sih), tapi dia kelihatan senang sekali (karena baru sekali ini saya membelikan mainan buat dia, sebelumnya saya tidak pernah membelikan mainan sama sekalipun). Karena kecapekan, saya teridur, bangun jam 4pm lalu sholat ashar.

Setelah sholat ashar, saya ajak Bunda dan Kaka’ jalan-jalan lagi, kali ini untuk mencari makan malam. Saya bilang kita makan di Max saja. Nanti nanti pesan ayam goreng. Sampai di Max, Bunda pesan Bachoy (Mie rebus dengan daging ayam), saya pesan ayam Max dan lumpia. Tapi tak lama kemudian si pelayan datang dan bilang kalau lumpia yang kita pesan itu memakai babi, akhirnya saya memutuskan untuk me-cancel pesanan lumpia.

Terung terang disini sangat susah untuk mendapatkan tempat makan yang semua makanannya halal, meskipun Mac Donald atau KFC. Karena saya pribadi tidak yakin apakah mereka menyembelihnya menggunakan cara yang islami apa tidak. Sempat terbersit untuk mencari tempat makan yang lain, tapi saya merasa bahwa saya dan keluarga akan menemui hal yang sama.

Kemudian saya berpikir bahwa niat saya adalah makan makanan yang halal dan tidak berniat sama sekali untuk makan makanan yang tidak halal. Akhirnya kita makan, tapi harus bergantian dengan Bunda. Kali ini saya mendapat giliran kedua, artinya saya harus gendong Kaka’, sementara Bunda mem. Buat sementara orang mungkin aneh kok kayak gitu, tapi itulah bukti kalau kita itu saling menyanyangi dan saling menghargai.

Kami memutuskan unutk memutar ketika kembali dari makan malam, jarang sekali saya pulang sore, ternyata ketika sore hri (jam pulang kantor), Makati sangat macet, tapi jika dibandingkan dengan Jakarta, Jakarta lebih parah jika kita membicarakan masalah kemacetan.

Sampai rumah sholat maghrib, bercanda sama Kaka’, membuat susu. Hari ini saya putuskan untuk tidak  membuka notebook sama sekali.

Tidur.

Read Full Post »

Hari minggu, enaknya di rumah, nonton TV yang menanyangkan acara jalan-jalan dan makan-makan, guyonan sama anak sambil menungu sang istri selesai masak. Sebagian kegiatan di atas sudah ada yang dilakukan, tapi sayangnya hari ini harus ke kantor, malas sekali.

Untuk hari Sabtu dan Minggu, saya harus ke kantor karena saya harus “standby”. Sabtu/Minggu adalah “peak”-nya. Waalupun sudah ada Helpdesk atau Second Level Support, saya harus tetap datang ke kantor karena jika ada masalah yang mungkin tidak bisa mereka selesaikan, mereka akan menelpon saya, jadi menurut saya lebih baik saya datang ke kantor.

Hari ini, saya ke kantor tidak untuk bekerja, benarbenar hanya untuk standby (padahal bnayak hal yang harus saya selesaikan). Hampir semua waktu saya hari ini saya gunakan untuk browsing. Browsing yang saya sukai. Saya browsing hampir semua vendor truck (Volvo, Scania, MAN, Tatra, Mercedes), lalu saya lihat youtube, lalu mencari informasi mengenai Kia Carnival lagi, selain itu saya juga sedang mencari informasi harga second Mercedes E320.

Hari ini saya masa bodo orang mau bilang apa ke saya karena tidak melakukan aktifitas apa-apa.

Males

Read Full Post »

“Mudik”, “Lebaran”, “Balik”, “H-3″, H+3”, “Pantura”, “Nagrek”, “Jalur Selatan”, kata-kata tersebut adalah kata-kata yang kita dengar setiap tahun setiap kali lebaran Idul Fitri. Hampir semua  stasiun televisi mempunyai program liputan mudik lebaran. Selama saya di Philippine, saya ingin sekali mendengar dan melihat liputan mudik lebaran. Dengan melihat acara tersebut saya merasa ikut mudik, merasa ikut senang, bisa membayangkan bagaimana bahagianya mudik, bagaimana bahagianya ketemu sanak saudara, teman, dan handai taulan.

Saya berusaha untuk mencari siaran TV indonesia yang disiarkan secara streaming lewat internet, tapi sayang sekali tidak dapat satupun yang menurut saya kualitasnya bagus. Apa yang saya lakukan adalah browsing ke beberapa website berita seperti detik, okezone, kompas, republika (sedikit mengobati rasa kangen).

Coba tanyakan ke diri sendiri (bagi rekan-rekan yang mempunyai ritual mudik setiap tahun), apakah perbedaan atau apa yang dirasakan ketika kita mudik, berlebaran, dan sesudah berlebaran/balik?.

Ketika saya dalam perjalanan mudik, saya merasakan rasa yang bahagia, senang karena terbayang di pikiran saya mengenai lebaran seperti apa yang akan saya rayakan nanti, terbayang wajah orang tua kita, terbayang wajah adik atau saudara kita yang selama setahun tidak bertemu.

Ketika lebaran datang terutama ketika mendengar suara takbir, rasa tentram, gembira, senang, haru, dan sedih bercampur aduk. Rasa bahagia akan bertambah ketika bertemu sanak saudara, berbagi cerita, tanya kabar. Sejenak bisa melupakan ritual kerja yang selama ini kita jalani selama bertahun-tahun. sehari atau dua hari setelah lebaran, perasaaan bahagia masih ada, hari ketiga udah mulai seperti hari biasa, hari keempat siap-siap untuk balik ke Jakarta.

Nah hari keempat itu adalah hari yang paling tidak enak. rasanya malas sekali untuk balik ke Jakarta, rasanya masih kurang liburnya, rasanya “Kok cepet banget,yah..tiba-tiba liburan sudah mulai selesai?”. Masih ingin tinggal dua atau tiga hari lagi di kampung halaman.

Dengan sangat terpaksa, harus mulai mengepak barang-barang untuk dibawa kembali ke Jakarta. Terbayang bagaimana macetnya Pantura, terbayang bagaimana penuhnya terminal bus, stasiun kereta, atau bandara udara. Pokoknya males sekali, berat sekali.

Lebaran selesai, kok rasanya sedih,yah?

Ada kata teman saya yang mengatakan kalau lebaran itu membahagiakan, tapi duitnya habisnya cepat dan tidak terasa, bener juga kok.

Read Full Post »

Kemarin iseng2 browsing, awalnya browing mencari informasi mengenai Kia Carnival. Saya berharap mendapatkan informasi dimana saya bisa mencari bengkel yang bagus untuk servis maupun perbaikan dengan kualitas bagus dan harga yang murah, selain itu saya ingin mendapatkan informasi mengenai modifikasi. Bukannya berarti saya mulai genit, tapi saya ingin mobil saya kelihatan lebih segar, maklum mobil sudah tua dan bikinan korea.

Sempat juga terbersit untuk ganti dengan yang baru, tapi kok rasanya sayang, maksudnya sayang duitnya, mendingan duitnya buat yang lain selain itu sudah terlalu banyak kenangan dengan mobil ini. Biar tua kalau rapi dan bersih kan kelihatan bagus.

Setelah browsing beberapa saat kok nyasar malah dapat website yang menurut saya menarik (menarik untuk direview) – http://www.reviewland.com/. Setelah saya lihat, kok saya jadi merasa kasihan yah. Sampai seperti itu orang mencari uang. Apakah saya juga sampai seperti itu, mudah2an tidak.

Saya dulu sering melakukan presentasi dimana-mana, kadang sayang mengisi seminar yang yang diadakan oleh perusahaan saya. Selama presentasi saya usahan agar saya tidak menjelekkan product lain dan saya berusaha melakukan dengan se-elegant mungkin. Tapi ketika ilmu saya belum sampai (kalau ingat malu sekali), saya pernah juga membawakan presentasi dengan menjelekan product lain, tapi alhamdulillah dengan seiring dengan kedewasaan diri hal itu mulai berkurang. Kalaupun saya menjelekkan product lain adalah wajar karena saya adalah seorang pekerja yang bekerja di suatu vendor yang harus melakukan yang terbaik agar product-nya terlihat bagus dan dibeli dan/atau dipakai di customers. Hal ini sangat berbeda jika saya seorang reviewer yang harus dituntut seimbang dalam melakukan review terhadap sebuah product.

Ketika saya membaca review dari website tersebut, saya merasa kasihan sekali. Sebenarnya ingin membahasnya, tapi nanti saja. Saya jadi merasa “Kok gampang banget yah kalau melihat kekurangan orang lain, jangan-jangan saya juga seperti itu” (mudah-mudahan jangan).

Mengupas sedikit masalah O/S karena di website tersebut ada si pemilik website sempat berkomentar mengenai  O/S bahkan menjadi “words of the Month”.

Sedikit memberi gambaran mengenai O/S (Operating System), Seandainya kita diminta untuk memilih Windows atau yang lain, kira-kira mana yang harus kita pilih. Secara pribadi saya menjawab tergantung dari kebutuhan dan level dari user (tanpa bermaksud untuk menilai skill user).

Kalau memang kebutuhannya harus menggunakan O/S berbasis Windows maka mau tidak mau kita harus memakainya. Tapi kalau bisa menggunakan O/S selain Windows dengan kinerja lebih baik dengan harga lebih murah kenapa tidak.

Secara pribadi, saya tidak pernah membenci Microsoft dan mengtakan bahwa O/S berbasiskan Unix lebih baik, tapi hal utama kenapa saya memilih menggunakan O/S selain microsoft karena masalah uang dan yang kedua saya ingin meng-upgrade diri saya dengan cara sebanyak mungkin belajar, salah satunya dengan adalah belajar mengenai O/S, bukan hanya belajar menggunakannya, tapi belajar bagaiamana O/S itu bekerja. Saya merasa dengan menggunakan O/S yang berbasiskan Unix, saya mendapatkan hal itu. Dalam kehidupan sehari-hari saya menggunakan dua atau lebih operating system. untuk Host di Notebook saya saya menggunakan Ubuntu, untuk Pekerjaan kantor saya menggunakan Micorosft Windows XP yang jalan di VirtualBox sebagai guest O/S karena ada beberapa aplikasi yang harus berjalan di atas Windows seperti E-mail yang menggunakan MAPI dan Visio (walaupun bisa menggunakan Kivio, tapi secara pribadi saya masih lebih menyukai Visio). Untuk di rumah saya menggunaka FreeBD yang digunakan untuk IP PBX System. Untuk Anak dan istri saya, menggunakan Apple. Untuk Mobile phone, saya lebih senang menggunakan HP lama yang fungsinya benar-benar sebagai alat komunikasi voice dan sms (saya pelupa dan mudah stress kalau harus mengganti kebiasaan saya). Kalau boleh jujur saya ingin sekali memiliki iphone.

Menurut saya, kita tidak perlu mempertuncing masalah O/S mana yang lebih baik. Kembali lagi ke masalah fungsi dan kegunaannya.

Read Full Post »

Mungkin beberapa orang sedih karena besok pagi udh mulai masuk kerja, tapi berbeda dengan saya, saya merasa mulai besok udah mulai banyak teman yang udah mulai masuk.

Terus terang seminggu ini saya merasa sendirian.

Sekali lagi..hore…besok sudha pada masuk.

Read Full Post »

Older Posts »