Pernah apa ngak punya baju yang paling disukai dan baju tersebut selalu dipakai di waktu waktu yang menurut kita special? Dulu punya satu kaos warnanya biru agak kehijau-hijauan ebrtuliskan “Now What” dengan lambang wajah tersenyum, saya membeli baju itu diGardena Magelang, kalau tidak salah waktu itu saya berumur 14 tahun (masih SMP). Pada saat itu Gardena adalah satu-satunya toko serba ada yang paling besar di Magelang.
Pada waktu-waktu special saya selalu memakai kaos tersebut, karena saat itu kaos tersebut adalah kaos yang paling bagus yang pernah saya miliki selain itu di keluarga saya sangat sulit untuk dapat ijin membeli baju.
Baju itu saya pakai sampai saya kerja di Jakarta (umur 23). berarti berapa lama yah, sepuluh tahun. Waktu saya bawa ke Jakarta bentuk dan warnanya sudah tidak karu-karuan. Biru, agak kehijau-hijauan, dan sudah “njebluk” warnanya (bahasa jawa), sudah seperti saringan tahu karena sudah tipis sekali, ada ada beberapa bagian yang sudah berlubang dan sobek, terutama daerah bahu.
Semakin lama lubangnya semakin banyak dan bagian leher sudah mulai rontok dan getas, tapi tetap masih saya pakai. Ketika itu lebaran saya pulang memakai kaos tersebut, tentunya dirangkapi dengan jaket.
Sampai di Purworejo langsung dilepas, seminggu kemudian saya cari-cari kok saya tidak menemukan kaos saya. Tidak Akhirnya tanya ke Ibu saya dan ternyata sudah dijadikan lap pel. saya ambil kaos yang sudah dijadikan lap pel, saya cuci lagi, saya jemur, setrika, dan pakai lagi, sambil jengkel. Ibu saya tanya kenapa kaos itu kok masih dipake, saya bilang bahwa kaos itu enak dipake adem, masa bodo orang bilang bilang apa.
Dari kejadian itu saya menyimpulkan:
- Ternyata semakin lama, baju itu semakin enak dipakai, semakin adem
- Ternyata rasa senang atau sayang terhadap sesuatu itu tidak ternilai harganya (orang bilang bhawa benda itu tidak berarti atau orang bilang benda itu terlalu mahal, kalau sudah senang tetap saja dijalani)
Jadi inget kaos “Now What” saya, kemana yah sekarang